Rabu, 30 September 2009
Padang 7, 6 SR : Ulurkan niat, walau hanya sekedar do'a...
Label: camping, gempa, harta benda, jawa tengah, korban, padang, perjalanan wisata menarik di pulau sumatera., rumah, Tasikmalaya
Diposting oleh Sang Penjelajah di 12.06 0 komentar
Senin, 28 September 2009
Tarif guide TNGP yang " Astagfirullah!! "
Awalnya saya pikir, harga - harga yang tertera di SK tersebut adalah tarif sekali masuk tiap orang yang akan mendaki Gunung Gede ataupun Pangrango, ternyata bukan!!. Jadi, harga tersebut adalah harga pemandu yang akan memandu tiap pendaki yang akan melakukan perjalanan ke area dua gunung tersebut. Baik yang ingin ke puncak atau sekedar main di air terjun Cibeureum!tarifnya tentu berbeda dong!!. Luar biasanya adalah, pemandu tersebut WAJIB disewa oleh tiap orang atau rombongan yang akan melakukan kegiatan di kawasan tersebut. Jumlahnya tergantung kebutuhan!!hahahaha!!Mantaaabbb!!!. Jadi jangan harap teman - teman bisa naik Gunung Gede tanpa didampingi oleh pemandu, karena dianggap melanggar aturan! aneh ya?!. Ada sedikit pertanyaan - pertanyaan kecil menggeliat liar disanubari saya. Atas dasar apa ini diberlakukan?! dan yang paling penting adalah, para pemandu ini ber - sertifikasi apa engga?! jam terbangnya gimana? penguasaan materi tentang cagar alam hayati dan PPGD memenuhi standar prosedur gak?!.
harus bayar pemandu yang, maaf...pengalaman dan penguasaan materinya masih dibawah standar. Mendingan dia aja yang bayar saya!!hehehehe!! Setuju gak?!
Label: cibodas, guide, pemandu, pendakian, taman nasional gede pangrango, tarif jasa pemandu, TNGP
Diposting oleh Sang Penjelajah di 11.47 0 komentar
Jumat, 18 September 2009
Fenomena Mudik

Seperti tahun - tahun sebelumnya, beberapa hari menjelang Lebaran, sebagian besar masyarakat kita disibukkan dengan " Budaya Mudik ". Beramai - ramai pulang kampung untuk merayakan hari kemenangan di tanah kelahiran. Bertemu dengan orang tua dan sanak saudara, bercengkrama dengan masa lalu atau hanya sekedar bersenda gurau dengan teman lama. Mudik, begitu hebatnya kalimat itu, hingga hampir tiap menit kita semua mendengarnya di tivi - tivi atau radio. Bahkan fenomena yang ada saat ini, berbagai perusahaan seperti berlomba - lomba memberikan layanan gratis untuk para pemudik. Sebagai ajang promosi dan juga membantu tentunya.
Namun dibalik cerita hingar bingar tentang Mudik Memudik, ada segelintir cerita yang mengenaskan dibalik itu. Baru saja saya melihat berita, 6 hari selama Budaya Mudik berlangsung, sudah 187 jiwa melayang dijalan karena kecelakaan. Dan itu adalah nyawa Para Pemudik!!. Orang - orang yang ingin merayakan hari kemenangan bersama keluarga dikampungnya, namun harus berakhir tragis dijalan. Ada juga pengendara yang berkelahi di tengah jalan, karena saling serobot jalur dilintasan yang sedang macet, karena emosi yang tak lagi stabil. Belum lagi cerita tentang orang - orang yang pingsan karena tak tahan berhimpitan didalam kereta ( ketika sadar, ternyata HP'nya sudah raib! ). Dan juga cerita tentang para calo tiket dan perusahaan jasa angkutan yang seenaknya menaikkan harga tiket demi keuntungan semata. Tapi cerita - cerita itu tak pernah bisa menyurutkan semangat para pemudik untuk melakukan Pemudikan lagi ditahun berikutnya, karena " ghirah " Idul Fitri benar - benar sudah merasuki jiwa mereka.
Berbagai macam cerita mengalir dengan derasnya di Musim Mudik ini, cerita duka, cerita suka, semua terkumpul menjadi tawa bahagia atau isak tangis ketika bertemu sanak saudara. Selamat merayakan hari kemenangan!! Minal Aidzin Wal Faidzin..Mohon maaf lahir dan bathin.
Label: budaya, Hari Raya Idul Fitri, Lebaran, mudik, orang - orang, tahun
Diposting oleh Sang Penjelajah di 23.24 0 komentar
Sabtu, 12 September 2009
Misteri Gunung Lawu

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi. Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan. Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.
Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.
Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).
Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya gag nguatin untuk pemula.
Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.
Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Keraton Yogyakarta.
Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.
Label: alam bebas, alat kemping, gunung lawu, indah, jarak, jawa tengah, jawa timur, pendakian, wisata alam
Diposting oleh Sang Penjelajah di 10.26 0 komentar
Rabu, 09 September 2009
Argopuro : gunung seribu puncak!!

Gunung Argopuro mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Argopuro membentuk pergunungan Iyang yang terletak di kabupaten Situbondo, kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Ketinggiannya mencapai 3088 m dari paras laut, dan terletak di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis/Gunung Welirang berada di wilayah Kabupaten Situbondo. Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Minak Jinggo/Puncak Argopuro dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi P. 833) yang merupakan bagian dari "Die Triangulation von Java" yang dilaksanakan oleh Dr. Oudemans pada 1897 dan merupakan salah satu batas Kabupaten antara Situbondo dan Probolinggo.
Read More...Label: alam bebas, alat gunung, argopuro, cover tenda, jawa timur, pendakian, puncak, raung, semeru
Diposting oleh Sang Penjelajah di 09.51 0 komentar
Selasa, 01 September 2009
Artikel Wisata : Pesona Gn. Slamet Nan Misterius

Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos V.
Selain rute Bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
Sumber : Wikipedia Indonesia
www.tendakemping.co.nr
Label: alat gunung, banyumas, camping, jawa tengah, pemakaian tenda kemping untuk perlengkapan kemah sangat dibutuhkan. Lokasi perkemahan harus di survey terlebih dulu, pendakian, tenda camping
Diposting oleh Sang Penjelajah di 23.30 0 komentar