Rabu, 30 September 2009

Padang 7, 6 SR : Ulurkan niat, walau hanya sekedar do'a...

Belum selesai membenahi sisa - sisa runtuhan gempa pulau Jawa tanggal 2 September 2009 yang lalu. Hari ini, kita kembali dikejutkan dengan getaran yang lebih dasyat! gempa Sumatera 7, 6 SR!!. Gak terbayang bagaimana paniknya para saudara kita yang berada disana, terutama yang berada didaerah dataran tinggi. Walaupun sampai detik ini belum dikabarkan berapa banyak kerugian, baik itu jiwa ataupun harta yang diderita. Namun dengan mendengar kata 7, 6 SR sudah terbayang seperti apa akibat yang ditimbulkan oleh gempa tersebut. Saat kejadian gempa Jawa 7, 3 SR, hari kedua kejadian saya dan beberapa teman langsung meluncur kedaerah bencana, tepatnya ke daerah Cigalontang & Cisayong - Tasikmalaya. Dengan mata kepala sendiri saya melihat betapa dasyat kerugian yang diderita oleh masyarakat setempat. Rumah yang hancur, orang tua yang kehilangan anaknya atau anak yang kehilangan orang tua, semua menangis!. Saat itu kami menganalisa, butuh sekurangnya 6 bulan untuk memperbaiki sarana tinggal para korban seadanya dan butuh sekurangnya 1 tahun untuk menghilangkan trauma bencana untuk para korban.
Hari ini belum genap satu bulan kejadian Gempa Jawa, butuh banyak uluran tangan untuk para korbannya. Dan sekarang, butuh sangat banyak uluran tangan untuk saudara kita yang menjadi korban Gempa Sumatera!!

Read More...

Senin, 28 September 2009

Tarif guide TNGP yang " Astagfirullah!! "

Tarif masuk TNGP naik?! wahh! mantabb!!belum lama saya dapet surat dari Facebook tentang SK terbaru dari Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango. SK yang menerangkan tarif jasa pemanduan dan porter untuk pendakian ke gunung - gunung tersebut. Saking penasarannya dengan isi surat tersebut, malam minggu yang lalu, 26 September 2009, saya dan beberapa teman dari Jelajah Indonesia sengaja berkunjung ke Cibodas untuk mencari tahu tentang SK tersebut.
Dari hasil investigasi di lapangan - ca'elaaaahh!!hehehehe!! - mulai dari pemilik warung di area Wisata, para penggiat alam yang lagi nongkrong, petugas balai di kantor TNGP sampai tukang parkir dilapangan, saya mendapat jawaban yang cukup beragam namun tetap pada satu maksud yang sama : kurang setuju dengan SK tersebut!!. Bayangin aja, gara - gara SK tersebut para pedagang jadi sepi pembeli, tukang parkir jadi kebanyakan duduk - duduk, para penggiat jadi males dateng dan pegawai TNGP jadi disalahin dan jadi tempat muntahan kesel orang - orang!.

Awalnya saya pikir, harga - harga yang tertera di SK tersebut adalah tarif sekali masuk tiap orang yang akan mendaki Gunung Gede ataupun Pangrango, ternyata bukan!!. Jadi, harga tersebut adalah harga pemandu yang akan memandu tiap pendaki yang akan melakukan perjalanan ke area dua gunung tersebut. Baik yang ingin ke puncak atau sekedar main di air terjun Cibeureum!tarifnya tentu berbeda dong!!. Luar biasanya adalah, pemandu tersebut WAJIB disewa oleh tiap orang atau rombongan yang akan melakukan kegiatan di kawasan tersebut. Jumlahnya tergantung kebutuhan!!hahahaha!!Mantaaabbb!!!. Jadi jangan harap teman - teman bisa naik Gunung Gede tanpa didampingi oleh pemandu, karena dianggap melanggar aturan! aneh ya?!. Ada sedikit pertanyaan - pertanyaan kecil menggeliat liar disanubari saya. Atas dasar apa ini diberlakukan?! dan yang paling penting adalah, para pemandu ini ber - sertifikasi apa engga?! jam terbangnya gimana? penguasaan materi tentang cagar alam hayati dan PPGD memenuhi standar prosedur gak?!.

Yah..jujur aja, saya gak mau dong naik gunung - yang dari tahun '90-an udah saya daki -
harus bayar pemandu yang, maaf...pengalaman dan penguasaan materinya masih dibawah standar. Mendingan dia aja yang bayar saya!!hehehehe!! Setuju gak?!

Read More...

Jumat, 18 September 2009

Fenomena Mudik

Lebaran sudah didepan mata, serta merta kita semua akan ditinggalkan oleh Ramadhan yang penuh gairah. Setelah sebulan penuh berpuasa dan menjalankan ibadah lainnya maka tiba saatnya kita semua menikmati kemenangan hakiki yang sudah dijanjikan oleh Allah Ta'ala

Seperti tahun - tahun sebelumnya, beberapa hari menjelang Lebaran, sebagian besar masyarakat kita disibukkan dengan " Budaya Mudik ". Beramai - ramai pulang kampung untuk merayakan hari kemenangan di tanah kelahiran. Bertemu dengan orang tua dan sanak saudara, bercengkrama dengan masa lalu atau hanya sekedar bersenda gurau dengan teman lama. Mudik, begitu hebatnya kalimat itu, hingga hampir tiap menit kita semua mendengarnya di tivi - tivi atau radio. Bahkan fenomena yang ada saat ini, berbagai perusahaan seperti berlomba - lomba memberikan layanan gratis untuk para pemudik. Sebagai ajang promosi dan juga membantu tentunya.

Namun dibalik cerita hingar bingar tentang Mudik Memudik, ada segelintir cerita yang mengenaskan dibalik itu. Baru saja saya melihat berita, 6 hari selama Budaya Mudik berlangsung, sudah 187 jiwa melayang dijalan karena kecelakaan. Dan itu adalah nyawa Para Pemudik!!. Orang - orang yang ingin merayakan hari kemenangan bersama keluarga dikampungnya, namun harus berakhir tragis dijalan. Ada juga pengendara yang berkelahi di tengah jalan, karena saling serobot jalur dilintasan yang sedang macet, karena emosi yang tak lagi stabil. Belum lagi cerita tentang orang - orang yang pingsan karena tak tahan berhimpitan didalam kereta ( ketika sadar, ternyata HP'nya sudah raib! ). Dan juga cerita tentang para calo tiket dan perusahaan jasa angkutan yang seenaknya menaikkan harga tiket demi keuntungan semata. Tapi cerita - cerita itu tak pernah bisa menyurutkan semangat para pemudik untuk melakukan Pemudikan lagi ditahun berikutnya, karena " ghirah " Idul Fitri benar - benar sudah merasuki jiwa mereka.

Berbagai macam cerita mengalir dengan derasnya di Musim Mudik ini, cerita duka, cerita suka, semua terkumpul menjadi tawa bahagia atau isak tangis ketika bertemu sanak saudara. Selamat merayakan hari kemenangan!! Minal Aidzin Wal Faidzin..Mohon maaf lahir dan bathin.




Read More...

Sabtu, 12 September 2009

Misteri Gunung Lawu

Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi. Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan. Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.

Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.

Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.

Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.

Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).

Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya gag nguatin untuk pemula.

Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.

Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.

Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Keraton Yogyakarta.

Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.

Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani.


Read More...

Rabu, 09 September 2009

Argopuro : gunung seribu puncak!!

Gunung Argopuro merupakan sebuah gunung berapi mati yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Tingginya 3,088 meter.

Gunung Argopuro mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Argopuro membentuk pergunungan Iyang yang terletak di kabupaten Situbondo, kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Ketinggiannya mencapai 3088 m dari paras laut, dan terletak di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis/Gunung Welirang berada di wilayah Kabupaten Situbondo. Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis. Puncak tertinggi ini bernama Minak Jinggo/Puncak Argopuro dan ditandai dengan sebuah tugu ketinggian (triangulasi P. 833) yang merupakan bagian dari "Die Triangulation von Java" yang dilaksanakan oleh Dr. Oudemans pada 1897 dan merupakan salah satu batas Kabupaten antara Situbondo dan Probolinggo.

Read More...

Selasa, 01 September 2009

Artikel Wisata : Pesona Gn. Slamet Nan Misterius

Gunung Slamet (3.432 meter) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif. Di kaki gunung ini terdapat sebuah kawasan wisata bernama Baturraden atau Batur Raden. Kawasan wisata ini biasa dicapai orang dari kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas.Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama "Slamet" adalah relatif baru yaitu setelah masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.

Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden.

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.

Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos V.

Selain rute Bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.

Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia. kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.

Aktivitas terakhir adalah pada bulan Mei 2009 dan sampai Juni masih terus mengeluarkan lava pijar.

Sumber : Wikipedia Indonesia
www.tendakemping.co.nr

Read More...
Saung GOA on Facebook
Berbagi di Facebook Bagikan
alat gunung (11) alat kemping (11) alat kemah (9) tenda (9) cover tenda (7) pendakian (7) tenda dome (6) camping (5) alam bebas (4) jawa tengah (4) jawa timur (4) liburan (4) pegunungan (4) pemakaian tenda kemping untuk perlengkapan kemah sangat dibutuhkan. Lokasi perkemahan harus di survey terlebih dulu (4) semeru (4) sukabumi (4) tenda kemping (4) tenda pramuka (4) wisata alam (4) artikel wisata (3) camping ground (3) camping rent (3) cidahu (3) dome tent (3) gunung (3) outbound (3) outdoor (3) rental tenda kemping (3) tenda kemah (3) allat kemah (2) bromo (2) goa (2) harga sewa (2) jelajah indonesia (2) jip (2) mahameru (2) padang pasir (2) papua (2) pecinta alam (2) pemandu (2) perahu karet (2) peralatan (2) perjalanan wisata menarik di pulau sumatera. (2) puncak (2) saung (2) taman nasional gede pangrango (2) tenda camping (2) tips memilih tenda untuk kegiatan outdoor seperti kemping (2) wisata (2) Departemen kehutanan (1) Hari Raya Idul Fitri (1) Kabut (1) Kegiatan Flying Camp (1) Lebaran (1) TNGP (1) Tasikmalaya (1) abri (1) air (1) aktifitas (1) anak - anak (1) argopuro (1) badai (1) badak (1) bahari (1) baitul maal (1) banyumas (1) bencana (1) besi (1) bogor (1) brosur (1) budaya (1) cagar alam (1) cartenz (1) ceria (1) cibodas (1) cibubur (1) ciliwung (1) colt (1) danau (1) di Gn. Salak I (1) england (1) family camp (1) family camp sedang booming (1) fasilitas dan keamanan. (1) flysheet (1) galvanis (1) gempa (1) guide (1) gunung lawu (1) gunung salak (1) gunung wayang (1) halimun (1) harta benda (1) iklan (1) indah (1) jalan jalan (1) jambore (1) jarak (1) jeep (1) jual land rover (1) jual landy (1) jurang (1) kalimantan (1) kapasitas (1) kawah ratu (1) keberanian (1) kemah (1) kemping (1) kemping rent (1) kendataan roda empat (1) kerinci (1) kerrill (1) kinabalu (1) korban (1) land rover (1) landy (1) lapangan (1) laut (1) mei (1) menyewakan (1) mobil (1) mudik (1) mulai akses masuk (1) naik gunung (1) nature (1) nirmala (1) obat - obatan (1) orang - orang (1) outing (1) padang (1) panitia (1) panjat dinding (1) pantai (1) pasir (1) pelatihan (1) pengungsi (1) perhutani (1) perkebunan teh (1) perkemahan (1) perlengkapan (1) permainan perang (1) petualang (1) petualangan (1) pleton (1) ponco (1) pondok halimun (1) populer (1) pramuka (1) property (1) puncak gunung (1) ragunan (1) ransel (1) rental (1) rimba (1) rinjani (1) rubber boat (1) rumah (1) salju (1) sekolah (1) senter (1) sewa (1) simulasi tempur (1) siswa (1) situ (1) srikandi (1) strategi perang (1) sulawesi (1) tarif jasa pemandu (1) team work (1) tenda pleton. tenda pramuka (1) tentara (1) ujung kulon (1) upacara adat (1) wanadri (1)